Kamis, 15 September 2011

We, Our, Us part I




sebenarnya bingung mau ngasi judul apa.. soalnya ini FF pertamaku.. xD
maaf kalau jelek yahh.. maklum lah baru pertama.. dan ini aku buat 2 part ya.. soalnya endingnya belom ketemu.. =.= sihlahkan dibaca.. :D

Judul : We, Our, Us

Author : LadyRa / @sarahhheee

Cast : Daesung, Minzy, Park Bom, Seunghyun (T.O.P)

Genre : Love, family

“Oppa..!” Panggil Minzy sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Daesung.

“Aiigooo.. Sekarang sudah jam 7 pagi oppa! Mau sampai kapan tidurnya?” Tetap tidak ada jawaban dari Daesung. Minzy akhirnya menyerah. Lalu meninggalkan kamar Daesung.

Minzy mengambil HP di sakunya. Ia memencet tombol call di kontak bernama ‘Oppa Jelek’.

Tuut.. Tuut.. Cklek!

“..hm… waeyo mingkii~?”

“OPPAAAAAA!! ADA BOM ONNIE DATAANG!! CEPAT OPPAAA!!”

“MWO?!” Daesung langsung bangkit dari kasurnya. Lalu mendobrak pintu kamarnya dan berlari ke arah ruang tamu. Minzy cekikikan melihat Daesung dengan mudahnya terpancing tipuan bodohnya itu.

“Hahahaha! Oppa pabo!” Tawa Minzy. Mendengar itu, Daesung langsung berhenti berlari dan menoleh ke arah Minzy.

“Aiiissh… Dasar kau inii..” Kata Daesung sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. Minzy makin terbahak-bahak melihat kebodohan kakak sepupunya.

“Oppa pabo! Sudah berapa kali aku tipu dengan tipuan yang sama? Dan sudah berapa kali oppa tertipu?” Kata Minzy. Daesung dengan langkah sempoyongan beranjak ke tempat tidurnya lagi dan menutup wajahnya dengan bantal.

Minzy lalu masuk ke kamar Daesung dan duduk di tempat tidurnya.

“Mianhae, Oppa.. Aku hanya ingin membangunkanmu.. mentang-mentang hari minggu bukan berarti kau bisa bermalas-malasan kan?” Kata Minzy sambil mengambil HP Oppa-nya yang tergeletak di atas kasur.

“Lihatlah ini..” Minzy mengamati wallpaper HP Daesung. “Masih dengan wallpaper foto Bommie onnie.. Sudah berapa tahun Oppa memendam perasaan oppa padanya? Oppa sungguh pabo..” Daesung langsung merebut HPnya itu dan duduk.

“Tidak sopan! Bagaimana denganmu sendiri?!” Tanya Daesung.

“Aku tidak sedang menyukai siapa-siapa kok!” Kata Minzy sambil memukul lengan Daesung.

“Ah jangan berbohong.. Umurmu kan sudah 17 tahun..” Minzy hanya memasang tampang cemberut mendengar perkataan Daesung. Daesung tertawa kecil lalu menarik salah satu kuncir adik sepupunya.

“Sekarang ini yang lagi ngetren rambut di urai.. Ini kenapa di kuncir dua begini? Seperti anak kecil saja kamu..” Kata Daesung. Minzy langsung memukul kepala Daesung.

“I don’t Care!” Kata Minzy lalu pergi keluar kamar kakaknya. Daesung cekikikan lalu mengambil HP dan menatap wallpapernya.

“Aaaah dasar Minzy pabo.. Tapi dia benar..” Gumam Daesung. Daesung memejamkan matanya sejenak, lalu membayangkan sesosok wanita cantik di depannya.. Siapa lagi kalau bukan Bommie.

“Oppaaa!” Daesung tersadar dari lamunannya dan menoleh kepada Minzy yang memanggilnya.

“Waeyo Minzy?” Kata Daesung.

“Aigoo,.. Jadi daritadi aku ngobrol panjang lebar oppa tidak mendengarkan? Aku kan mengajakmu ke taman supaya oppa bisa menghirup udara segar! Tapi oppa malah melamun! Lalu aku dianggap apa?” Kata Minzy sambil cemberut. Daesung hanya tersenyum kecil lalu menerawang ke arah langit biru yang luas.

Minzy yang menyadari ada yang aneh pada kakak sepupunya ini lalu mengetuk kepala Daesung.

“Ah! Sakiiit!” Keluh Daesung sambil mengusap-usap kepalanya.

“Oppa ada masalah apa? Payah oppa tidak mau memberitauku!” Kata Minzy. Daesung hanya meringis kesakitan lalu duduk menyandar pada bahu Minzy.

“Aigooo.. Kamu ini sudah seperti saudara kandungku saja..” Kata Daesung.

“Aku memang saudara kandungmu oppa.. tapi melalui jalur sepupu..” Kata Minzy sambil tertawa. Daesung tersenyum.

“Mingkii~” Panggil daesung.

“Apa oppa?”

“Bommie sudah punya pacar ya?” Tanya Daesung. Minzy tertegun.

“Memangnya kenapa?” Tanya Minzy. Daesung mengubah posisi duduknya.

“Sudah lamaaaa sekali dia tidak menghubungiku.. Padahal kan aku sahabat masa kecilnya..” Jelas Daesung. Minzy manggut-manggut.

“Justru karena oppa sahabat MASA KECILNYA, jadi mungkin tidak berguna di MASA BESARNYA..” Kata Minzy sambil cekikikan.

“NGOMONG APA KAMU?!!” Daesung langsung berdiri dan mencekik pelan leher Minzy sambil mengguncangkannya.

“IYAAA AMPUUN OPPAAA! AMPUUUN!!” Minzy berusaha melepaskan cekikan Daesung. Daesung lalu melepaskan cekikannya dan mengetuk kepala Minzy.

“Sia-sia sekali aku curhat padamu! Dasar cewek pabo!” Kata Daesung.

“habisnya oppa selalu saja memikirkan Bommie onnie! Padahal kan dia bahkan tidak pernah menghubungimu lagi sejak 3 bulan yang lalu!” Kata Minzy.

“Bagaimana kau tau dia tidak menghubungiku sejak 3 bulan yang lalu?” Tanya Daesung. Minzy merebut HP daesung.

“Tentu saja dari HPmu oppa.. Aku kan suka mengecek HPmu..” Kata Minzy sambil membuka file-file di HP Daesung.,

“Jadi selama ini kamu diam-diam suka membuka HPku?” Tanya Daesung. Minzy hanya diam dan tetap fokus pada HP daesung.

“Aigoooo.. kau inii..” Daesung kembali bersandar ke bahu Minzy. Kali ini Ia merangkul Minzy.

“Miiingkiii~~~” Panggil dae dengan nada manja. Hal ini membuat badan Minzy merinding.

“Hiih.. Apa?”

“Minzy cantik deeeh~” Bisik Dae. Minzy lalu menoleh pada Daesung dan meliriknya tajam.

“Apa? Oppa mau minta apa dariku?” Sinis Minzy. Daesung hanya bisa tersenyum genit sambil menyipitkan matanya yang sudah sipit itu.

“Kita ke tempat Bommie yuuk! Ayolaah Minzy~ kamu satu-satunya orang yang bisa kuajak kesanaa~” Minzy hanya mendengus pelan.

“Baiklaah Oppaaa..” Daesung langsung tersenyum bahagia mendengar kata-kata Minzy.

“Aaaah Minzy sungguh baik hati! Saranghae! Muah! Muah!” Kata Daesung kegirangan.

“Iiikh Oppa! Kau kan hanya cinta pada Bommie onnie! Simpan kata-kata itu buat nembak onnie besok!” Kata Minzy sambil menghindari Daesung yang mencoba memeluknya.

“Mwo?! Menembaknya besok?! Aigooo! Hatiku belum siaap!!” keluh Daesung sambil mengelus dadanya.

“Ah jadi oppa mau terus diam melihatnya dari kejauhan selama bertahun-tahun sampai lumutan?!” Sentak Minzy.

“A..Anii Minzy.. Ne.. Kau benar.. Tapi kalau ditolak bagaimana?” Tanya daesung dengan nada suara memelas.

“Jadian saja denganku..” Jawab Minzy asal-asalan. Daesung langsung terkaget-kaget dan lalu menjitak kepala Minzy.

“Ya Minzy! Aku serius! Jangan bikin aku kaget dong! Deg-degan ini! Arasseo?!” Kata Daesung sambil mengelus dadanya lagi. Minzy tertawa terpingkal-pingkal melihat oppanya itu. Daesung cemberut melihatnya.

“Pokoknya besok kita berangkat jam 8 ya ke rumah Bommie! Kita naik Taxi!” Kata Daesung semangat.

“Baiklah Oppa! Siapkan mentalmu!”

“Ne! Kita siapkan mental bersama-sama!”

“Apa maksudmu?” Minzy mulai bingung.

“Entahlah Minzy, inilah aku kalau sedang resah..” Kata Daesung sambil nyengir kuda. Minzy hanya berwajah heran melihat Daesung..

“Yaah.. terserah lah..”

“Ya Daesung oppa! Kamu yang ingin mengajakku ke tempat onnie, tapi kenapa kau malah sakit?! Paboya!!” Kata Minzy sambil memeras kompres untuk di taruh di atas kepala Daesung.

“Mianhe Minzy.. Aku terlalu tertekan..” Kata Daesung sambil menggigil. Minzy hanya mendengus kesal lalu menyelimuti Daesung dengan selimut yang sangat tebal.

“Aiissh.. Lalu kita harus bagaimana ini? Hanya karena kepikiran onnie saja oppa bisa sakit seperti ini! Bagaimana mau nembak? Aku yakin oppa akan mati berdiri!” Daesung hanya bisa terus menggigil mendengar perkataan Minzy. Minzy lalu duduk di tempat tidur Daesung.

“Kita pakai rencana B..” Kata Minzy. Daesung langsung duduk dan menatap Minzy bingung.

“Rencana B? Bagaimana?”

“Aku akan ke rumah onnie hari ini.. Tapi tentu saja dengan membawa surat cinta darimu!” Kata Minzy sambil tersenyum lebar.

“Mwo?! Surat cinta?!! Aigooo Minzyy.. Aku bisa mati sekarang..” Kata Daesung sambil menutup wajahnya dengan kompres. Minzy cemberut.

“Lalu bagaimana?”

“Kita tetap kerumah Bommie..” Minzy terbelalak.

“Oppa! Jangan bercanda! Oppa sedang sakit! Heeiisshh Oppa paboya!” Kata Minzy sambil mencipratkan air hangat untuk kompres ke wajah Daesung.

“Tidak apa-apa.. Sepertinya aku hanya kurang olahraga.. Jadi kita ke rumah Bommie dengan naik sepeda! Bagaimana menurutmu?” Kata Daesung sambil tersenyum manis. Minzy terdiam sambil menatap wajah Daesung.

“Segitu cintanya oppa pada onnie?” Tanya Minzy sambil menatap tajam Daesung. Daesung hanya diam sambil menunduk. Pandangannya penuh arti. Membuat Minzy jadi tidak tega melihatnya.

“Baiklaaah oppaaa… Tapi kamu harus menggunakan jaket tebal hari ini.. Kau harus pake baju ini, jaket ini, lalu celana yang ini dan ini…” Kata Minzy sambil membuka lemari baju Daesung dan mengeluarkan Jaket, Baju dan celana yang harus dipakai untuk Daesung. Daesung tersenyum senang sekali melihat Minzy memilihkan baju untuknya.

“Aah Minzy, Gomawoo~ Sekalian ambilkan underwearku yaaa~~” Minzy langsung melemparkan bantal raksasa ke wajah Daesung. Daesung tertawa terpingkal-pingkal. Minzy berjalan meninggalkan kamar Daesung dengan wajah tersipu malu.

“Gomawo Minzy!” Lantang Daesung. Minzy tersenyum kecil mendengarnya.

Daesung mengayuh sepedanya dengan perlahan. Udara sangat dingin, tapi Daesung sudah berkeringat. Minzy terus diam sambil memandangi langit dari kursi belakang sepeda.

“Waaaah segaaaaar!” Kata Daesung lantang.

“Ne.. Sudah lama aku tidak di gonceng seperti ini..” Kata Minzy sambil memeluk Daesung erat. Senyum manis mengembang di wajah Minzy.

“Hahahaa, Minzy.. Dulu Bommie dan aku sering sekali bersepeda seperti ini.. Bom memelukku dari belakang.. Saat itu rasanya sangaaat menyenangkan..” Cerita Daesung. Minzy terdiam sambil merasakan kehangatan tubuh Daesung. Minzy menenggelamkan wajahnya ke punggung Daesung.

“Seandainya aku yeojachingumu oppa..” Lirih Minzy. Daesung terdiam sejenak.

“Kenapa?” Tanya Daesung. Tidak ada jawaban. Hanya terdengar suara kayuhan sepeda yang berdecit karena sudah reot. Minzy mengeratkan pelukannya.

“Anii Oppa.. Aku hanya ingin ada seseorang yang bisa begitu mencintai yeojachingunya seperti oppa..” Jelas Minzy. Daesung tersenyum kecil lalu memegang tangan Minzy.

“Tanganmu dingin sekali, Minzy..” Kata Daesung. Tidak ada jawaban lagi. Daesung merasakan angin dingin menyerpa mereka. Daesung menghirup angin itu dalam-dalam dan menghembuskannya sebentar.

“Aku juga.. Seandainya yang aku cintai itu kamu, mungkin… apa ya...” Kata Daesung sambil tertawa kecil.

“Mungkin aku tak perlu resah karena orang yang aku cintai berada begitu dekat ddenganku..” Daesung tersenyum manis. Kali ini benar-benar tidak ada jawaban dari Minzy. Daesung berhenti menggenjot sepedanya dan menoleh ke arah Minzy.

“Minzy?” Daesung mencoba mendongakkan kepala Minzy yang tenggelam di punggungnya. Terdengar suara dengkuran pelan.

“Aigooo! Ternyata dia tidur! Sia-sia aku tadi mengatakannya!” Kata Daesung. Lalu ia memegangi tangan Minzy erat-erat dan meneruskan mengayuh sepedanya.

Minzy tersenyum nakal. Ia menahan tawanya.

“Oppa pabo.. Tertipu lagi..” Pikirnya.



wkwk, gimana? baru sampe sini sih.. :p
sihlahkan di komen yaaa.. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar